Review jurnal Internasional “Positive Accounting Theory and Science”

dwonload journal positive accounting theory and science

Riview

MANAJEMEN LABA UNTUK MENGHINDARI PENURUNAN LABA DAN KERUGIAN”

  1. Pendahuluan

Bukti catatan menyatakan bahwa ada perangsang kuat untuk menghindari pengurangan pendapatan dalam laporan. Para manajer menekankan pentingnya peningkatan laba pada baris pembuka dari bagian pembahasan manajemen dalam laporan tahunan. Beberapa studi terbaru menawarkan bukti perangsang yang sistematis untuk mempertahankan peningkatan yang konsisten dalam laba. Barth et al ( 1995) melaporkan perusahaan dengan suatu pola yang konsisten dari pendapatan kenaikan perintah harga yang lebih tinggi untuk kelipatan laba, setelah mengendalikan tingkat laba. Mereka menemukan bahwa premi ini lebih besar untuk seri pendapatan meningkat dan bahwa premi tersebut tereliminasi atau dikurangi secara substansial ketika pendapatan pola yang ditetapkan rusak.

Penemuan ini mirip dengan yang di kemukakan oleh DeAngelo (1996) yang mendokumentasikan bahwa perusahaan yang melanggar pola konsisten mengalami pertumbuhan pendapatan rata-rata 40% saham abnormal negatif kembalikan pada tahun pola konsisten rusak. dengan demikian, tampaknya ada insentif yang kuat untuk manajemen laba untuk menghindari pelaporan penurunan laba dan insentif tampaknya meningkatkn panjangnya rangkain sebelum laba meningkat.

  1. Hipotesis

Manajemen laba untuk menghindari penurunan laba mungkinan akan tercermin dalam distribusi cross-sectional, Perubahan dalam bentuk frekuensi sangat rendah dari penurunan laba kecil dan frekuensi yang sangat tinggi dari laba positif kecil. kami menyajikan uji statistik formal dari dua hipotesis berikut:

H1: Laba dikelola untuk menghindari penurunan laba

H2: Laba dikelola untuk menghindari kerugian

untuk menguji signifikansi statistik menghindari hipotesis laba menurun dan kehilangan, kami membangun sebuah uji statistik dengan asumsi bahwa, di bawah hipotesis nol manajemen laba distribusi cross sectional perubahan pendapatan dan tingkat penghasilan relatif lancar.

  1. Metode

Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu appoarch cross-sectional, metode tersebut memungkinkan untuk mengidentifikasi satu set besar potensi manipulator laba sebelum menerapkan asumsi tertentu tentang motivasi manajemen laba atau metode.

Pada hasil yang dilaporkan, fokus pada laba bersih. Bagaimanapun hasil utama juga dihitung untuk laba sebelum pos luar biasa dan hasil umumnya konsisten untuk dua langkah-langkah alternatif laba.

  1. Pembahasan

Studi manajemen laba biasanya mempertimbangkan insentif khusus untuk manajemen laba dan kemudian menguji apakah pendapatan telah dikelola dengan asumsi metode manajemen laba tertentu. sebaliknya, appoarch cross-sectional digunakan di sini memungkinkan untuk mengidentifikasi satu set besar potensi manipulator laba sebelum menerapkan asumsi tertentu tentang motivasi manajemen laba atau metode.

kami menyajikan dua jenis bukti ex ante dan ex post, tentang manipulasi laba untuk menghindari kerugian. jenis pertama dari bukti yang terkait dengan biaya ex ante manajemen laba. Memegang manfaat manajemen laba untuk menghindari kerugian terus-menerus, kami menduga bahwa tingkat manajemen laba cenderung menjadi fungsi dari biaya ex ante manajemen laba. Tipe kedua bukti terkait dengan hasil ex post manajemen laba, yaitu bukti yang tercermin dalam komponen-komponen pendapatan setelah manipulasi laba.

Perusahaan dengan tingkat tinggi dari aktiva lancar dan kewajiban lancar sebelum manipulasi produktif cenderung merasa relatif lebih murah untuk mengelola penghasilan melalui perubahan modal kerja dari perusahaan dengan rendahnya tingkat aktiva lancar dan kewajiban lancar. perusahaan yang dapat mengelola pendapatan dengan biaya rendah lebih mungkin untuk mengelola penghasilan untuk pindah dari pra negatif berhasil pos laba positif berhasil. Dengan asumsi bahwa biaya yang diberikan manajemen laba sebesar kira-kira independen dari perubahan pra laba, manfaat marjinal manajemen laba meningkat tajam sebagai laba dikelola dari penurunan kecil dalam pendapatan untuk peningkatan kecil dalam pendapatan.

  1. Kesimpulan

Makalah ini memberikan bukti empiris yang meyakinkan bahwa penurunan dan kerugian pendapatan sering dikelola pergi. Bukti menunjukkan bahwa 8% sampai 12% dari perusahaan-perusahaan dengan pendapatan pra kecil yang dikelola menurun kebijaksanaan latihan untuk melaporkan penghasilan meningkat. sama, 30% sampai 44% dari perusahaan dengan pra dikelola kebijaksanaan latihan laba sedikit negatif untuk melaporkan laba positif. hasilnya yang kuat untuk metode alternatif pendapatan scaling dan berbagai cara membagi populasi.

Berkonsentrasi pada manajemen laba untuk menghindari kerugian, kita menemukan bukti bahwa dua komponen laba, arus kas dari operasi dan perubahan modal kerja, telah digunakan untuk laba dikelola. menyelidik ke dalam motivasi, kami menyajikan dua teori yang bisa menjelaskan hasil utama dari makalah ini. penjelasan cemara bahwa manajer menghindari pelaporan penurunan laba dan kerugian untuk mengurangi biaya yang dikenakan pada perusahaan dalam transaksi dengan para pemegang saham. Penjelasan kedua didasarkan pada teori prospek, yang mendalilkan keengganan untuk kerugian absolut dan relatif.

 

Peran Guru Dalam Pemberian Motivasi Di Kelas

imagesklSebagai seorang guru, kita memiliki berbagai tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi guru.Tugas utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang guru adalah memajukan, merangsang dan membimbing pelajar dalam proses belajar. Segala usaha kearah itu harus dirancang dan dilaksanakan. Guru yang berkesan dalam menjalankan tugasnya adalah guru yang berjaya menjadikan pelajarnya bermotivasi dalam pelajaran. Oleh itu untuk keberkesanan dalam pengajaran, guru harus berusaha memahami makna motivasi belajar itu sendiri dan mengembangkan serta menggerakkan motivasi pemberlajaran pelajar itu ke tahap yang maksimum.

Memotivasi pelajar merupakan salah satu langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pengajaran dan pembelajaran. Jika guru telah berjaya membangun motivasi pelajar semasa pengajaran dan pembelajaran bermakna guru itu telah berjaya mengajar. Namun pekerjaan ini tidaklah mudah. Memotivasi pelajar tidak hanya menggerakkan pelajar agar aktif dalam pelajaran, tetapi juga mengarahkan dan menjadikan pelajar terdorong untuk belajar secara terus menerus, walaupun dia berada di luar kelas ataupun setelah meninggalkan sekolah.

Untuk meyakinkan diri kita bahwa memotivasi pelajar dalam belajar merupakan tugas guru dan berkewajiban pula melaksanakannya, maka pendekatan Behavioristik perlu kita jadikan pedoman dalam mengajar. Para pakar Behavioristik mengemukakan bahwa motivasi ditentukan oleh persekitaran. Guru merupakan persekitaran yang sangat berperanan di dalam proses belajar. Oleh kerana itu, meningkatkan motivasi pelajar dalam pelajaran merupakan tugas yang sangat penting bagi guru.

Mengapa usaha memotivasi pelajar itu sangat penting bagi guru? Sesetengah guru mungkin beranggapan bahawa tugas mereka sebagai guru hanyalah mengajar sahaja, bukan menimbulkan minat pelajar terhadap apa yang mereka ajarkan. Guru-guru seperti ini menghabiskan masa mereka di dalam kelas semata-mata hanya untuk menuangkan bahan pelajaran kepada pelajar. Mereka tidak peduli sama ada isi pelajaran yang mereka ajarkan atau yang mereka terangkan itu dapat diterima oleh pelajar untuk dijadikan sebagai miliknya atau tidak. Mereka tidak memperhatikan apakah bahan yang mereka ajarkan itu bermanfaat dan mempengaruhi tingkah laku atau perkembangan pelajar ke arah yang positif. Guru-guru seperti ini tidak menyedari bahawa pelajar-pelajar yang tidak berminat tidak akan dapat menerima pelajaran dengan baik.

Pelajar yang tidak berminat terhadap apa yang diajarkan oleh guru tetapi dia diharuskan mempelajarinya, dapat menimbulkan suatu perasaan benci terhadap mata pelajaran itu, bahkan untuk selanjutnya pelajar itu tidak akan ingin pernah mempelajarinya. Di dalam kelas yang kita ajar mungkin kita akan mendengar pelajar berkata, “Saya tidak mampu belajar Bahasa Inggeris” atau “Saya tidak dapat belajar matematik.” Jika kita teliti permasalahannya, bukan kerana kedua-dua mata pelajaran tersebut sukar atau tidak menyenangkan, tetapi kerana guru kedua-dua mata pelajaran itu tidak menggunakan strategi yang berkesan, sehingga pelajar tidak tertarik untuk mempelajarinya. Pelajar tidak bermotivasi, malahan merasakan mata pelajaran tersebut menjadi menyiksa mereka.

Guru seharusnya menggunakan masa yang banyak sewaktu mengajar untuk memotivasi pelajar-pelajarnya. Pelajar yang termotivasi dengan baik dalam pelajaran akan melakukan lebih banyak aktiviti dan lebih cepat belajar jika dibandingkan dengan pelajar yang kurang atau tidak termotivasi semasa belajar. Ini memandangkan, jika guru dapat membangunkan motivasi pelajar terhadap pelajaran yang diajar maka diharapkan pelajar akan sentiasa meminati mata pelajaran tersebut.

Sesungguhnya usaha memotivasi pelajar dalam pendidikan adalah merupakan suatu proses membimbing pelajar untuk memasuki berbagai pengalaman yakni proses belajar sedang berlangsung; proses menimbulkan semangat dan keaktifan pada diri pelajar sehingga dia benar-benar bersedia untuk belajar; dan proses yang menyebabkan perhatian pelajar tertumpu kepada satu arah atau tujuan pada satu masa, yaitu tujuan belajar.

Sebenarnya tujuan jangka panjang dalam membangun dan mengembangkan motivasi pelajar dalam belajar adalah terbentuknya motivasi sendiri. Kita sebagai guru ingin agar pelajar selalu terdorong untuk mengembangkan minatnya untuk belajar walau di mana pun dia berada. Kita berharap agar pelajar-pelajar kita sentiasa ingin menimba berbagai ilmu pengetahuan walaupun mereka telah lepas dari bimbingan kita. Tujuan pendidikan yang paling utama adalah untuk membangkitkan dalam diri pelajar suatu motivasi yang kuat dan terus menerus untuk belajar. Hal ini akan menjadi suatu kecenderungan dan kebiasaan dalam melakukan proses belajar selanjutnya.

Aspek-aspek yang terlibat dalam pengajaran yang meliputi sikap guru, kaedah pengajaran, bahan pelajaran, media pengajaran dan penilaian hasil pengajaran sangat mempengaruhi minat dan keghairahan pelajar dalam belajar.

Sikap atau tingkah laku guru dijadikan model oleh pelajar-pelajarnya. Pelajar-pelajar meniru sikap atau tingkah laku guru, sama ada yang pantas mahupun yang buruk. Gaya guru dalam memimpin kelas juga mempengaruhi suasana kelas dan kegiatan pelajar dalam belajar. Guru yang memberi semangat kepada pelajar dengan menekankan bahawa semua pelajar dapat berhasil dalam belajar, asal berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan semangat pelajar untuk belajar. Mereka tidak takut untuk salah dalam belajar, kerana mereka yakin jika salah, mereka boleh berusaha lagi untuk memperoleh yang benar. Guru seperti ini mengembangkan standard (tingkat kualiti) kesuksesan yang disebut “Multidimensional Classroom”. Berbeda dengan gaya guru yang mengembangkan standar kesuksesan “Unidimensional Classroom”, yang menekankan bahawa kesuksesan hanya dapat diraih oleh pelajar yang mempunyai potensi inteligensi tinggi atau pelajar yang cerdas. Pelajar-pelajar yang dianggap guru kurang berpotensi inteligensi tinggi atau kurang cerdas, tidak bersemangat untuk belajar dan merasa diri mereka tidak mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar. Gaya guru dalam memimpin kelas seperti ini buruk pengaruhnya terhadap suasana kelas dan motivasi pelajar.

Tingkah laku pelajar dalam belajar dapat pula mempengaruhi keberkesanan pengajaran. Kalau tingkah laku pelajar positif maka guru-guru cenderung menampilkan pengajaran yang berkesan, dan jika tingkah laku pelajar negatif maka guru-guru cenderung untuk menampilkan pengajaran yang kurang berkesan. Ada di antara guru-guru yang memberikan pelayanan yang tidak sama terhadap pelajar-pelajar yang berbeda status sosial-ekonomi, berbedda jenis kelamin, berbeda kebudayaan dan berbeda prestasi belajarnya. Tentu sahaja cara ini tidak sesuai dengan idea pendidikan yang sebenarnya.

Kaedah mengajar yang dapat mengghairahkan dan meraih minat pelajar untuk belajar adalah memungkinkan pelajar terlibat secara aktif dalam belajar. Berbagai model mengajar yang dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha, memungkinkan keterlibatan pelajar yang maksimum dalam belajar. Model-model kaedah mengajar ini menuntut keaktifan pelajar sesuai dengan taraf perkembangan masing-masing pelajar. Pada taraf perkembangan pelajar yang tertinggi diharapkan pelajar-pelajar dapat belajar mandiri; melakukan kegiatan belajar tanpa tergantung banyak terhadap guru.

Bahan pengajaran sangat penting peranannya dalam meningkatkan motivasi pelajar dalam proses pembelajaran. Guru harus mengenal faktor-faktor yang harus dikembangkan dalam memilih bahan pelajaran. Di samping itu guru juga harus mahir dalam mengelola bahan pengajaran sehingga menarik dan memudahkan pelajar untuk memahami bahan pengajaran tersebut.

Media pengajaran dapat berfungsi untuk mendorong murid belajar dengan minat dan keghairahan yang tinggi apabila media pengajaran itu dipilih dengan mempertimbangkan ciri-ciri pelajar, tujuan pengajaran, jenis bahan pengajaran itu sendiri dan bentuk penilaian pengajaran yang akan dilaksanakan. Untuk memilih media pengajaran yang baik maka guru perlu mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuhnya.

Aspek pengajaran lainnya yang dapat mempengaruhi motivasi pelajar dalam belajar adalah pelaksanaan penilaian pengajaran. Penilaian pengajaran yang dapat meningkatkan aktiviti murid dalam belajar, adalah penilaian yang dapat memberitahu pelajar tentang kelemahan dan kekuatannya dalam belajar dan penilaian itu dirasakan oleh pelajar sebagai penggambaran yang benar tentang taraf penguasaannya dalam belajar. Penilaian hendaknya diikuti dengan tindak lanjut dari guru, iaitu membantu pelajar untuk meningkatkan taraf penguasaan belajar yang sempurna, sehingga pelajar dapat berprestasi lebih tinggi.

PENGERTIAN EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

Ekonomi Mikro

Kata mikro berasal dari bahasa Latin “micros” yang berarti kecil. Jadi ekonomi mikro merupakan penjelasan dari variable ekonomi yang lebih kecil seperti konsumsi, investasi dan tabungan. Ekonomi mikro sering di sebut sebagai teori harga (Price Theory). Dalam teori ini terutama di bahas tentang aliran barang dan jasa dari sector perusahaan ke sector rumah tangga, aliran factor produksi dari rumah tangga ke perusahaan, komposisi dari aliran-aliran tersebut dan bagaimana terciptanya harga. Aspek-aspek yang dipelajari dalam ilmu ekonomi mikro meliputi :

a)      Interaksi di pasar barang

Pasar merupakanpertemuan antara permintaan dan penawaran suatu barang sehingga terbentuk harga keseimbangan. Ekonomi mikro hanya membahas interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi pada suatu pasar barang.

b)      Tingkah laku penjual dan pembeli

Untuk menganalisis prilaku penjual dan pembeli digunakan beberapa asumsi seperti pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional atau pembeli berupaya memaksimalkan kepuasan dan penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperoleh.

c)      Interaksi di pasar factor produksi

Seperti kamu ketahui peran rumah tangga konsumen dalam perekonomian adalah sebagai pemilik factor produksi yang menawarkan factor produksi ke perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Sementara itu produsen membutuhkan factor-faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Interaksi antara pembeli dan penjual factor produksi di pasar factor produksi akan dapat menentukan harga suatu factor produksi dan berapa banyak jumlah factor produksi yang digunakan.

Pada dasarnya teori ekonomi mikro dapat membuat ramalan(prediction) yang kondisional misalnya dalam hal : Baca lebih lanjut

tujuan Pendidikan (Taksonomi Bloom)

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.usun

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

  1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
  2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
  3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Domain Kognitif

a)      Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk Baca lebih lanjut

Pandangan Tentang K13

kurikulum-2013Perubahan kurikulum dirasa memang perlu menyelesaikan kebutuhan masyarakat dengan perkembangan zaman yang ada. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi yang digunakan sebelumnya sebenarnya sudah baik karena telah mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

Kelebihan dari kurikulum ini adalah mampu mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan serta mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak menejemen sekolah untuk semakin meningkatkan kteatifitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan dapat tercapainya pendidikan karakter.

Pengembangan selanjutnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain, kurikulum yang diterapkan di satu sekolah akan berbeda dengan sekolah yang lain.

Setelah menengok kurikulum sebelumnyaserta membandingkan dengan kurikulum 2013, dapat sedikit disimpulkan bahwa kurikulum 2013 melecehkan kurikulum sekarang dan yang pernah berlaku sebelumnya. selain itu bahwa kurikulum 2013 tidak jelas arahnya mau dibawa kemana. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan kegiatan yang dapat meningkatkan karakter peserta didik. Misalnya, karakter jujur dapat dilakukan dengan cara membiasakan peserta didik untuk mencantumkan sumber ketika mengambil suatu data dan sebagainya yang dijadikan suatu referensi. Karekter jujur juga dapat dilakukan dengan cara pengadaan kantin kejujuran serta kegiatan lain yang dapat menciptakan karakter jujur.

Dengan adanya perubahan kurikulum ini berarti pemerintah wajib melaksanakan pelatihan bagi guru-guru agar mereka dapat menciptakan kegiatan belajar yang mendukung. Pelatihan sangat penting supaya pelaksanaan kurikulum 2013 tidak sia-sia karena tujuan suatu pendidikan sangat bergantung pada pelaksanaannya.

 

 

Perbedaan Motivasi Intrinstik & Ekstrinsik

mtMotivasi Instrinsik

Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.

Contohnya : siswa yang belajar, karena memang dia ingin mendapatkan pengetahuan, nilai ataupun keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya, bukan untuk tujuan yang lain.Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purpose. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya.

Motivasi Ekstrinsik

Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.

      Misalnya, seseorang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga Baca lebih lanjut

Loyalitas Pelanggan

images

Loyalitas Pelanggan

Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen lebih cenderung mempengaruhi sikap konsumen. Sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya.

Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas sebagai berikut:

1)      sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

2)      Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.

3)      Pembelian ulang merupakan hasil dominasi berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, yang terus-menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

Pengertian pelanggan

Pelanggan adalah orang atau instansi/kantor yang membeli barang maupun jasa secara berulang. Pelanggan dapat berupa individu (perorangan) maupun kolektif (organisasi).Secara umum pelanggan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : Baca lebih lanjut

Sejarah Ekonomi

 

adam smitPengertian Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku Baca lebih lanjut

Progam Layanan Bimbingan dan Konseling

bimbingan-konseling-siswaMerujuk pada akhir draft buku pedoman pelayanan bimbingan dan konseling,penyelengaraan bimbingan dan konseling memberikan penekanan yang sangat besar terhadap tugas-tugas perkembangan yang dijabarkan pada berbagai kompetensi yang harus dimiliki perserta didik. Dalam operasionalnya strategi penyelenggaraan bimbingan dan konseling dituangkan dalam bentuk silabus dan program kegiatan. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian dari seluruh program sekolah yang kegiatannya dengan latar belakang aspek sosial, aspek psikologis dan aspek pendidikan pada umumnya.

Aspek sosial menyangkut kehidupan individual sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam menyesuaikan diri di masyarakat untuk mendidik dan menyiapkan siswanya agar berhasil dalam menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Dalam situasi inilah bimbingan dan konseling diperlukan sebagai bentuk bantuan kepada siswa.

Aspek psikologis menyangkut tentang pribadi siswa yang unik dengan segala karakternya, karena siswa sebagai individu yang dinamis dan sedang dalam proses perkembangan memiliki kebutuhan dan interaksi yang dinamis dengan lingkungannya.

Aspek pendidikan menyangkut tentang peranan bimbingan yang amat penting dalam pendidikan yaitu membentuk pribadi siswa agar berkembang secar optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademis,psikologis maupun sosial. Baca lebih lanjut